<div style="position: fixed; bottom: 0px; left: 2px;"><br /><embed pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" width="150" height="300" title="grab this widget @ widgetindex.blogspot" src="https://3841331943218747942-a-1802744773732722657-s-sites.googlegroups.com/site/widgetindex8/gemerlapkanhatimu2.swf" wmode="transparent" type="application/x-shockwave-flash" quality="high"></embed></div>
Jika kamu berdoa, jangan meminta kehidupan yang mudah, tetapi mintalah kepada Tuhan untuk menjadikanmu pribadi yang kuat. . . .
Kamis, 14 Januari 2010
Sabtu, 09 Januari 2010
Aja nggege mangsa
Jangan mempercepat waktu
Memburu sesuatu yang belum waktunya, mungkin justru berakibat fatal.
Segala sesuatu itu akan tiba masanya. Ada rahasia Allah yang tidak bisa
dipercepat maupun diperlambat. Karena itu, kita semestinya selalu bersandar
kepada-Nya. Sunnah-Nya adalah tangan misterius ang tidak kelihatan tapi dapat
kita rasakan.
Segala sesuatu akan tiba waktunya.
Bahkan, seorang petinju yang hampir knock out, akan diselamatkan oleh
bel.
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Jumat, 08 Januari 2010
Aja mburu menange
dhewe
Jangan merasa menang sendiri
Orang hidup perlu tenggang rasa. Mengejar kesenangan dan kemenangan diri
sendiri dengan menghalalkan segala cara embuat kita hatus berhadapan dengan
banyak musuh. Win win solution merupakan jalan terbaik untuk menghadapi
konflik, agar tidak ada yang terkalahkan. Seribu kawan masih kurang, seorang
musuh sudah lebih dari cukup.
Persahabatan membuat dunia makin luas, permusuhan membuat dunia makin sempit.
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Kamis, 07 Januari 2010
Yen wania ing
gampang, wedia ing ewuh sabarang nora tumeka
Jika beraninya hanya yang mudah dan takut kepada yang susah, maka segala
cita-cita tak akan terwujud
Setiap cita-cita ada tantangan dan kesulitannya.
Jika tidak berani menghadapi kesulitan dan tantangan tersebit maka cita-cita
apapun tidak akan terwujud
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Rabu, 06 Januari 2010
Aja pijer mangan
nendra
Jangan mengutamakan makan tidur
Mengurangi makan dan tidur berfaedah tidak mudah terkena penyakit dan
waktu lebih produktif. Terlalu banyak makan dan tidur membuat kita menjadi
malas dan tidak sensitif terhadap penderitaan orang lain.
Sebaliknya, orang Jawa mengajarkan kita suka berpuasa dan berprihatin agar
indra menjadi awas lan eling.
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Selasa, 05 Januari 2010
Aja kagetan
Jangan mudah terkejut
Mudah terkejut ketika menerima berita, melihat seuatu yang menakjubkan,
atau melihat suatu kejadian membuat jantung berdetak keras. Orang yang mudah
terkejut, akan terlihat jelas kurang matang ilmu jiwanya. Sebaliknya, perlu
membaca masa depan dan melihat berbagai kemungkinan yang akan terjadi, sehingga
segala sesuatu menyangkut diri kita dapat kita ketahui den kendalikan.
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Senin, 04 Januari 2010
Aja nuhoni benere
dhewe
Jangan merasa benar sendiri
Persoalan yang tidak pernah selesai didiskusikan didunia ini adalah
tentang kebenaran. Kebenaran itu sering kali tergantung siapa dan dari mana
melihatnya.
Oleh sebab itu, tenggang rasa dengan berani melihat kebenaran secara obyektif
diperlukan. Maka kita perlu melihat kebenaran menurut versi orang lain dan
berkewajiban menghormatinya.
Benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain.
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Aja gumunan
Jangan mudah terkagum-kagum
Kehidupan dunia ini beraneka ragam. Mudah terkagum-kagum dengan suatu
hal yang baru, menyebabkan kita akan mudah terpedaya. Aja gumunan kaya
kethek mlebu kutha.
Jangan mudah terkagum-kagum seperti kera masuk kota.
Orang yang gumunan akan mudah tergoda dan tidak waspada.
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Gelombang Pasang. 2006
Aja dumeh sugih,
banjur semugih
Jangan mentang-mentang kaya lantas sok kaya
Orang kaya yang bermewah-mewah membuat orang miskin sakit hati.
Menyombongkan kekayaan menjadi tidak bijaksana. Sebaliknya, kekayaan harus
dijaga dengan perilaku rendah hati. kesalihan dan kedermawanan agar kekayaan
itu berkah dan halal. Kaya yang sesungguhnya adalah kaya hati. Orang kaya yang
sesungguhnya adalah orang yang suka memberi.
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Aja dumeh menang,
banjur sewenang-wenang
Jangan mentang-mentang menang lantas sewenang-wenang
Kemenangan atau kekuasaan itu untuk kebaikan. Sewenang-wenang pada yang
lemah dan kalah akan membuat diri kita jatuh. Kemenangan bukan berarti
kekuasaan untuk berbuat aniaya, melainkan justru dijaga dengan eling lan
waspada. Orang menang yang sejati adalah yang bisa mengalahkan hawa nafsu
dan keinginan diri pribadi, mengelola ego dan tidak sentimentil.
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Minggu, 03 Januari 2010
Aja dumeh ayu
banjur kumayu
Jangan mentang-mentang cantik lantas sok cantik
Tidak baik memamerkan kecantikan tanpa imbangan kemampuan lain, misalnya kepandaian dan kesalehan.
Wanita cantik apabila budi pekertinya baik, tak akan luntur dimata lelaki. Kecantikan wanita akan luntur dimata lelaki apabila tidak pandai bergaul dan tidak terampil dalam ngadi busana 'berdandan'
Sumber. Filsafat Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Sabtu, 02 Januari 2010
Aja nggege mangsa
Jangan mempercepat waktu
Memburu sesuatu yang belum waktunya, mungkin justru berakibat fatal.
Segala sesuatu itu akan tiba masanya. Ada rahasia Allah yang tidak bisa
dipercepat maupun diperlambat. Karena itu, kita semestinya selalu bersandar
kepada-Nya. Sunnah-Nya adalah tangan misterius ang tidak kelihatan tapi dapat
kita rasakan.
Segala sesuatu akan tiba waktunya.
Bahkan, seorang petinju yang hampir knock out, akan diselamatkan oleh
bel.
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Aja dumeh bagus
banjur gumagus
Jangan mentang-mentang tampan lantas sok tampan
Tampan boleh saja, akan tetapi sok tampan tidak boleh, karena berarti
sombong, pamer, dan riya. Lelaki yang tampan tetapi bodoh dan rendah perilakunya akan terlihat
kurang berwibawa di mata oranng lain. Lelaki akan tampak lebih tampan apabila
memiliki derajat 'kebangsawan', pangkat 'jabatan', dan semat
'kekayaan'.
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Jumat, 01 Januari 2010
Aja nggugu karepe
dhewe
Jangan berbuat sekehendak sendiri
Manusia hidup bergandenng tangan dengan manusia lain. Rantai kehidupan
menyambungkan setiap manusia dengan lainnya.
Karena itu, semestinya kita selalu berempati dan bersimpati terhadap orang lain
Wujudnya ialah tenggang rasa, memperhatikan pikiran dan perasaan orang lain
serta berani melihat suatu persoalan dengan cara pandang orang lain.
Sumber. Filsafat
Jawa, Ajaran Luhur Warisan Leluhur.
Gelombang Pasang. 2006
Langganan:
Postingan (Atom)