Rabu, 22 Agustus 2012

Tentang Dosa


 
 Imam Musa Al-Kadzim (sa) berkata kepada Hisyam: Wahai Hisyam! sesungguhnya Isa bin Maryam ber­wasiat kepada pendukungnya: sesungguhnya ketika kita memandang kecil suatu perbuatan dosa, maka hal itu merupakan tipu daya setan agar pandangan meremehkannya. Sehingga dosa itu akan bertumpuk, menge­lilingi kita, dan membebani diri kita (Tuhaful ‘Uqûl: 392)



Sengaja menyakiti orang lain

Ada dua macam ejekan - yang satu adalah ejekan tanpa niat buruk, hanya sekadar bercanda; yang satunya lagi adalah ejekan dengan niat memfitnah.
Kadang kala, jika kita sudah berkawan lama dengan seseorang, kita cenderung ceroboh dalam memilih kata-kata saat bercanda, dan kita bisa saja mengucapkan sesuatu yang berlebihan tanpa disertai niat untuk merendahkan atau mempermalukan orang itu. Tentu saja kita perlu berhati-hati di saat bercanda, janganlah mencari kesenangan dengan cara melukai perasaan orang lain.

Pandangan kita tentang dosa

Banyak orang yang akan mengakui bahwa mereka memiliki dosa, tetapi menurut pandangan mereka semuanya adalah dosa-dosa kecil yang tidak penting, dan mereka tidak memandang persoalan dosa dengan serius.
Bagian yang pertama berbicara tentang kemarahan terhadap saudara. Ketika seseorang menyinggung hati Anda dan Anda marah dan kehilangan kendali emosi. Hal ini akan membuat Anda berada dalam bahaya harus berhadapan dengan pengadilan setempat.
Bagian yang kedua berbicara tentang hal mengatai seorang saudara sebagai bodoh atau raca. Mengatakan bahwa seseorang itu jahil atau fool berarti mempersoalkan kepribadiannya. Ini adalah pelecehan terhadap moralitas dan nama baik seseorang.
Ada perbedaan yang sangat besar antara cara Allah menilai dosa dengan cara kita menilainya. Kita biasanya memandang remeh dosa yang telah kita perbuat dan tidak begitu memikirkannya. Akan tetapi, Allah memandang dosa sebagai sesuatu yang sangat serius dan Dia ingin membuat kita mengerti tentang keseriusan hal itu lewat ajaran-Nya di dalam firman. 


Kata-kata dapat membunuh

Beberapa tahun yang lalu, terdapat berita tentang seorang pelajar sekolah menengah atas yang berpacaran dengan seorang gadis. Karena cintanya kepada sang gadis, pelajar ini mengganti namanya menjadi sama dengan nama gadisnya. Tentu saja sangatlah aneh bagi seorang pria untuk memakai nama perempuan, dan kawan-kawan sekelasnya terus saja menggoda dia akan hal ini.
Setelah beberapa waktu, dia tidak tahan lagi dengan rasa sakit di dalam hatinya dan ia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. "Wah! Apa mungkin separah itu? Bagaimana seseorang sampai bunuh diri hanya untuk masalah sekecil itu?" - mungkin inilah reaksi Anda.
Akan tetapi, ketika mereka yang mengejek remaja ini akhirnya sadar akan dampak perbuatan mereka, mereka merasa sangat sedih dan menyesal. Mereka tidak menyangka bahwa kata-kata yang dilontarkan dalam canda bisa berakhir dengan kematian seorang teman. Memang susah bagi seorang remaja untuk menerima ejekan yang terus menerus dari teman-teman sekelasnya, karena pendapat orang lain terhadap dirinya adalah hal yang sangat penting baginya. Sangatlah disayangkan bahwa nyawa seorang yang masih muda harus berakhir dengan cara ini.

Seringkali, kita menilai dosa-dosa yang kita lakukan sebagai dosa-dosa kecil. Sering kita tidak perhatikan betapa besar kepedihan akibat dari dosa-dosa kecil ini terhadap orang lain! Sama seperti para pelajar yang mengira bahwa mereka hanya sekadar bercanda dan setelah selesai tertawa, mereka pulang ke rumah dan tidak ingat lagi dengan semua itu. Akan tetapi, berbeda dengan orang yang disakiti hatinya, yang tidak akan pernah lupa pada setiap kata hinaan yang dilontarkan. Kata-kata yang menimbulkan kepedihan dan membuat korban memendam perasaan sakit. Yang menghina pasti akan merasa bahwa hal itu tidak akan berdampak apa-apa sementara yang menjadi korban akan merasa bahwa besarnya persoalan itu melebihi langit!

Manusia tidak dapat membersihkan dosanya sendiri

Persoalan yang paling serius dari dosa adalah bahwa sangatlah mustahil bagi seseorang untuk membersihkan dosanya sendiri. Anda tidak akan dapat membersihkan diri sepenuhnya dari dosa, entah itu dosa besar atau pun kecil. Sama seperti sehelai kertas yang mulus, sekali terlipat, ia tidak dapat lagi kembali kepada keadannya yang semula, walaupun Anda coba menyeterikanya, hati nuraninya terusik dan tak peduli seberapa keras usahanya melakukan perbuatan baik, tetaplah mustahil untuk dapat kembali pada keadaan nurani yang bersih seperti sebelum berbuat dosa.
Satu lagi contoh adalah tindakan melukai hati sesama manusia. Paling tidak, di permukaannya, setiap orang tidak begitu peduli akan hal itu, dan berlaku seolah-olah tidak ada masalah. Namun secara perlahan, Anda akan melihat bahwa persoalan itu bukannya menghilang, tetap ada bayang-bayang yang menghantui Anda, sama seperti luka yang meninggalkan bekas. Inilah persoalan utama yang ditimbulkan oleh dosa. Tidak dapat dikatakan bahwa jika kita ingin kembali pada keadaan yang sebelumnya maka kita dapat melakukannya.
Di saat masalah antar pribadi muncul, Anda akan sangat takut untuk mempercayai orang lain lagi, dan Anda tidak akan dapat bersikap terbuka lagi dengan dia. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah tidak mengungkit masa lalu dan tidak berusaha untuk menyinggung persoalan tersebut. Akan tetapi, kedua belah pihak sangat menyadari bahwa bayang-bayang itu ada dan bekas luka itu juga ada.

Rekomendasi :

1. Kata Cinta Mahabbah Rabiatul
2. 99 Asmaul Husna 
3. Asmaul Husna Khasistnya
4. Nasa Menyembunyikan Misteri Makah
5. Subhanallah Keajaiban dan Keanehan Air Zam-zam
6. Perkara yang Yahudi Sembunyikan  
7. Kisah Allah Menciptakan Jibrail



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anda sopan, saya segan (✿◠‿◠)