Minggu, 13 September 2015

Belajar Peka, (lewat kisah Lukmanul Hakim)

Kalian pernah dengar kata 'peka'?
...
kata yang ambigu banget menurut saya (。◕‿◕。), kata yang menurut saya penuh dengan pengharapan untuk dimengerti, dipahami, atau apapun itu yang berdasar pada emosi (perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu, reaksi terhadap seseorang atau kejadian, dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. /wikipedia/Emosi)....
'Peka', suatu kata yang bisa membuat saya merasa bersalah hingga tidak bisa berpikir sehat karena merasa bersalah...,
apalagi jika kita tidak mengetahui permasalahan awal, permasalahan yang membuat kita harus ber'peka' pada orang lain, ~> apa perlu kita jadi wartawan? tanya kesana-kemari? mencari jawaban dari permasalahan mereka, hanya untuk memahami permasalahan mereka? hingga kita bisa berpeka?,,, (ு८ு)



... dikiranya saya tidak punya perasaan ⊙▃⊙
gara-gara dibilang tidak peka: malah sekarang saya trauma, mending tak usah berurusan lagi, menghilang, atau malah tidak usah dianggap juga tidak apa-apa, yang penting dia tidak terluka...
kalau sudah begini, saya bakal susah sembuhnya. mau diapain juga bakal tetap sulit menyesuaikan diri, takut jikalau "dia sakit lagi".
Jujur, saya ini paling tidak suka melihat orang lain sedih.
Karna apa??? pribadi saya begitu mencolok: tertawa lebar, menyapa sana-sini, senyam-senyum sendiri (kaya orang yang nggak punya perasaan mungkin yaa??? (ಠ_ರೃ).
kontras banget dong kalau ternyata ada orang yang sedang sedih.
Ketika ada orang sedih, biasanya saya langsung down, tak tahu harus bagaimana...
...

Mungkin aku yang salah...
Yasudah, aku buka buku lagi...
coba belajar, siapa tahu aku bisa jadi pintar... (✿◠‿◠)
... buka-buka, baca-baca, tiba-tiba aku ingat kisah Lukman Hakim,
biar nggak terlalu lama ngetik, aku langsung browsing aja... hehehe... (◕‿◕✿) 
tugasku banyak, tapi nggak bisa fokus kalau belum mbahas ginian...  

Semoga bermanfaat,
dan semoga kita bisa berubah jadi lebih baik...
amin...
ヾ(●⌒∇⌒●)ノ


Hikmah dibalik Kisah Luqmanul Hakim & Anaknya


Dalam Surah Al Luqman diceritakan kisah Luqmanul Hakim dengan anaknya, pada suatu hari Luqman Hakim dan anaknya memasuki sebuah pasar dengan mengendarai seekor keledai dimana anaknya mengikuti ayahnya dari belakang.
Melihat hal itu, orang-orang pun berkata, “Lihat orang tua itu, dia tidak punya perasaan, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki”.
Setelah mendengarkan kata-kata banyak orang, maka Luqman pun turun dari keledainya, lalu menyuruh anaknya agar naik ke atas punggung keledai. Melihat hal demikian banyak orang berkata, “Lihat anak itu, orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya mengendarai keledai itu dengan enaknya, sungguh kurang adab anak itu.
Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas keledai duduk bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, “Lihat itu kedua orang itu, menaiki seekor keledai bersama-sama. Tindakan itu sungguh menyiksa keledai, sungguh tidak menyayangi tunggangannya.
Karena mendengar percakapan orang-orang tersebut, maka Luqman dan anaknya turun dari punggung keledai, berjalan kaki sambil menuntun keledainya. Kemudian terdengar lagi suara banyak orang, “Alangkah bodohnya kedua ayah dan anak itu, berjalan kaki sambil menuntun keledainya, sungguh hal yang bodoh tidak menggunakan keledai sebagai kendaraan”.
Setelah sampai pulang ke rumah, Luqman Hakim segera menasehati anaknya tentang sikap manusia dan telaah mereka.
Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadakah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah SWT saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi sebenar-benarnya pertimbangan”.


Inilah 25 Pesan Luqmanul Hakim kepada anaknya :

  1. Hai anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama taqwa, isi dari taqwa itu adalah iman dan layarnya adalah tawakal kepada Allah SWT.
  2. Orang – orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah SWT. Orang yang insaf dan sadar setelah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari Allah SWT.
  3. Hai anakku: orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada Allah SWT, maka dia akan tawadhu kepada Allah SWT, dia akan lebih dekat kepada Allah SWT dan selalu berusaha menghindarkan maksiat.
  4. Hai anakku: seandainya ibu bapa mu marah kepadamu kerana kesilapan yang engkau lakukan, maka marahnya ibu bapa mu adalah bagaikan baja bagi tanaman. (baja bagi tanaman? apa yaa maksudnya? (ு८ு)
  5. Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu menjadikan diri kita hina di siang hari dan gelisah di waktu malam. 
  6. Dan senantiasa berharap kepada Allah SWT dijauhkan tentang hal-hal yang menyebabkan kita ingkar atas perinta Allah SWT. Takutlah kepada Allah SWT dengan sebenar-benar rasa takut (takwa), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat Allah SWT.
  7. Hai anakku: seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang lain dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan senantiasa banyak melamunkan hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.
  8. Hai anakku: engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi daripada semua itu, adalah bilamana engkau mempunyai tetangga/jiran yang jahat.
  9. Hai anakku: janganlah engkau mengirimkan orang yang bodoh sebagai utusan.Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan. 
  10. Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya. 
  11. Hai anakku: bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau hadir majlis perkahwinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab hal itu akan mengingatkanmu kepada akhirat sedang kan menghadiri pesta perkahwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi saja.
  12. Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing saja.
  13. Hai anakku; janganlah engkau langsung menelan saja karena manisnya sesuatu dan janganlah langsung memuntahkan pahitnya sesuatu, karena manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan. 
  14. Makanlah makananmu bersama sama dengan orang-orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari mereka. 
  15. Hai anakku: bukanlah satu kebaikan namanya apabila engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yang mencari kayu bakar, maka setelah terkumpul banyak engkau tidak mampu memikulnya, padahal engkau masih mau menambahkannya. 
  16. Hai anakku: bilamana engkau mau mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu,maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati hatilah. 
  17. Senantiasa bertutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.
  18. Hai anakku: bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah temanmu yang mengharapkan sesuatu darimu. 
  19. Jadikan dirimu dalam tingkah laku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain karena itu adalah sifat riya yang akan mendatangkan cela pada dirimu. 
  20. Hai anakku: janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan oleh dunia saja kerana engkau diciptakan ALLAH bukanlah untuk dunia saja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan urusan dunianya. 
  21. Hai anakku; usahakan agar mulutmu terjaga dari kata-kata yang busuk dan kotor serta kasar, karena engkau akan selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain. 
  22. Hai anakku: janganlah engkau mudah tertawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak bermanfaat bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu (hehehe... ٩(^0^)۶, ini patut diwaspadai, agar tidak senyam-senyum sendiri... jika bahagia ingat sedih, jika sedih ingat bahagia...) 
  23. Barang sesiapa yang penyayang tentu akan disayangi, sesiapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandungi racun, dan siapa-siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal. 
  24. Hai anakku: bergaulah rapat dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya karena sesungguhnya hati ini akan tentram mendengarkan nasihatnya, berilah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan. 
  25. Hai anakku: ambillah harta dunia sekadar keperluanmu saja, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekal akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke dalam keranjang sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang bersifat talam dua muka, kelak hal itu akan membinasakan dirimu.

 يٰبُنَىَّ اِنَّهَاۤ اِنۡ تَكُ مِثۡقَالَ حَبَّةٍ مِّنۡ خَرۡدَلٍ فَتَكُنۡ فِىۡ صَخۡرَةٍ اَوۡ فِى 

السَّمٰوٰتِ اَوۡ فِى الۡاَرۡضِ يَاۡتِ بِهَا اللّٰهُ ​ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيۡفٌ خَبِيۡرٌ‏

(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus {1182} lagi Maha Mengetahui.[31:16]

 

يٰبُنَىَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَاۡمُرۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَانۡهَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَاصۡبِرۡ عَلٰى مَاۤ اَصَابَكَ​ؕ
 اِنَّ ذٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِ​ۚ ‏ 

 Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).[31:17]


 
وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ​ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ‏

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.[31:18]

 

وَاقۡصِدۡ فِىۡ مَشۡيِكَ وَاغۡضُضۡ مِنۡ صَوۡتِك​ اِنَّ اَنۡكَرَ الۡاَصۡوَاتِ لَصَوۡتُ الۡحَمِيۡرِ

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan {1183} dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.[31:19]


....
 ........
....

Alhamdulilah, selesai...
semoga perasaanku bisa lebih baik,
semoga bisa fokus nggarap tugas...
٩(^‿^)۶



Rekomendasi
  1. Menjadi Wanita Paling Bahagia
  2. Wortel, Telur dan Kopi
  3. Mati Kedinginan
  4. Berhentilah Mengeluh 
  5. Musibah atau Berkah 
  6. Sepuluh Pengganjal Kebahagiaan Anda 
  7. Tuhan Takdir dan Setan 
  8. Saringan Tiga Kali 
  9. Mengendalikan Amarah 
  10. Sepuluh Kualitas Karakter 
  11. Nilai Ujian 
  12. Kecantikan Lelaki dan Kegagahan Wanita 
  13. Sedang Merantau 
  14. Lima Jari Berdoa 
  15. Melihat Terang 
  16. Gandum dan Ilalang 
  17. Batu Ajaib
  18. Kenapa Saya 
  19. Kekayaan Kesuksesan dan Kasih Sayang  
  20. Memulai Kebajikan Walaupun Kecil 
  21. Katak dan Siput 
  22. Jangan Sombong 
  23. Obat Penawar Derita
  24. Bersyukurlah  
  25. Kisah Seorang Gadis Buta
  26. Arti Sebuah Kesempurnaan
  27. Ketika Aku Tua 
  28. Nilai Kehidupan
  29. Kata-kata Mutiara Bijak Untuk Memotivasi Diri 
  30. Garam 
  31. A Piece Of Cake 
  32. Rahasia Umur Manusia 
  33. Dan Inipun Akan Berlalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anda sopan, saya segan (✿◠‿◠)