Kamis, 26 Juli 2012

Mengendalikan Amarah

Suatu kisah, dari seseorang...

Dulu, aku orang yang bersifat pemarah. Aku tidak bisa meredam amarahku setiap hari. Ayahku menyadari hal ini.
Untuk mengurangi rasa amarahku, Ayahku memberikan sekantong paku dan mengatakan kepadaku agar aku memakukan paku itu ke pagar di belakang rumah tiap kali aku marah.


Hari pertama aku bisa memakukan 48 paku ke pagar belakang rumah. Namun secara bertahap jumlah itu berkurang. Aku menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah ketimbang memaku paku ke pagar. Akihrnya aku bisa menahan dan mengendalikan amarah ku yang selama ini telah memburuku. Aku memberitakukan hal ini kepada Ayahku. Ayahku mengatakan agar aku mencabut satu paku di pagar setiap hari dimana aku tidak marah. Hari-hari berlalu dan tidak terasa paku-paku yang tertancap tadi telah aku cabut dan lepaskan semua. Aku memberitahukan hal ini kepada Ayahku bahwa semua paku telah aku cabut.

Ayah tersenyum memandangku, dan ia menuntunku ke pagar. Dan berkata “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas.”
Aku menyadari hal ini bahwa aku setiap kali marah aku teringat pada orang yang aku dendam tersebut. Ayah tambah berkata “Seperti lubang ini … di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada …dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”
Terima Kasih Ayah, kini aku dapat meredam dan mengendalikan amarahku setiap saat dan setiap waktu.




(Everyone is number one)

Orang yang pandai sering mengatakan hal-hal bodoh. Orang yang bodoh, justru melakukannya.


Baca juga
  1. Kecantikan Lelaki dan Kegagahan Wanita 
  2. Sedang Merantau 
  3. Lima Jari Berdoa 
  4. Melihat Terang 
  5. Gandum dan Ilalang 
  6. Batu Ajaib
  7. Kenapa Saya 
  8. Kekayaan Kesuksesan dan Kasih Sayang  
  9. Memulai Kebajikan Walaupun Kecil 
  10. Katak dan Siput 
  11. Jangan Sombong 
  12. Obat Penawar Derita
  13. Bersyukurlah  
  14. Kisah Seorang Gadis Buta
  15. Arti Sebuah Kesempurnaan
  16. Ketika Aku Tua 
  17. Nilai Kehidupan
  18. Kata-kata Mutiara Bijak Untuk Memotivasi Diri 
  19. Garam 
  20. A Piece Of Cake 
  21. Rahasia Umur Manusia 
  22. Dan Inipun Akan Berlalu 
  23. Merayakan Kematian 
  24. Dipukul Tidak Lari Dimarahi Tidak Mundur
 

  

2 komentar:

  1. Suatu kisah yang sangat bagus mba yayu, cara seorang ayah yang mendidik anaknya dengan cara yang sangat bijaksana dan penuh kesabaran.Akhirnya dapat memberikan pelajaran yang penuh hikmah.
    Seperti pesan dalam agama,pada saat marah sebaiknya diam karena kata-kata yang keluar saat marah dapat melukai hati orang lain dan itu membekas.Nice share (¬‿¬)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^_^
      iya Abah Abdul Basit, seorang ayah pasti jadi idola anaknya. . . .
      , terimaksih sudah mampir kesini :)

      Hapus

anda sopan, saya segan (✿◠‿◠)