Kamis, 26 Juli 2012

Wortel, Telur dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja. Ia lelah berjuang. Setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul.
Ayahnya, seorang juru masak, tersenyum dan membawa anak perempuannya ke dapur. Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala. Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih.


Pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk. Ia membiarkan masing-masing mendidih.
Selama itu ia terdiam seribu bahasa. Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya.
Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga.
Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya, "Apa yang kau lihat, nak?"
"Wortel, telur, dan kopi" jawab sang anak. Ia membimbing anaknya mendekat dan memintanya untuk memegang wortel. Anak itu melakukan apa yang diminta dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak.
Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras.
Kemudian sang ayah meminta anak itu mencicipi kopi. Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu.
"Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak.
Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama, yaitu direbus dalam air mendidih, tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-beda.
Wortel yang semula kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi lunak dan lemah.
Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah direbus menjadi keras dan kokoh.
Sedangkan biji kopi tumbuh berubah menjadi sangat unik. Biji kopi, setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya itu dengan aroma yang sedap.
"Maka, yang manakah dirimu?" tanya sang ayah pada anaknya.
"Di saat kesulitan menghadang langkahmu, perubahan apa yang terjadi pada dirimu? Apakah kau menjadi sebatang wortel, sebutir telur atau biji kopi?"


(Everyone is number one)

Baca Juga
  1. Mati Kedinginan
  2. Berhentilah Mengeluh 
  3. Musibah atau Berkah 
  4. Sepuluh Pengganjal Kebahagiaan Anda 
  5. Tuhan Takdir dan Setan 
  6. Saringan Tiga Kali 
  7. Mengendalikan Amarah 
  8. Sepuluh Kualitas Karakter 
  9. Nilai Ujian 
  10. Kecantikan Lelaki dan Kegagahan Wanita 
  11. Sedang Merantau 
  12. Lima Jari Berdoa 
  13. Melihat Terang 
  14. Gandum dan Ilalang 
  15. Batu Ajaib
  16. Kenapa Saya 
  17. Kekayaan Kesuksesan dan Kasih Sayang  
  18. Memulai Kebajikan Walaupun Kecil 
  19. Katak dan Siput 
  20. Jangan Sombong 
  21. Obat Penawar Derita
  22. Bersyukurlah  
  23. Kisah Seorang Gadis Buta
  24. Arti Sebuah Kesempurnaan
  25. Ketika Aku Tua 
  26. Nilai Kehidupan
  27. Kata-kata Mutiara Bijak Untuk Memotivasi Diri 
  28. Garam 
  29. A Piece Of Cake 
  30. Rahasia Umur Manusia 
  31. Dan Inipun Akan Berlalu 
  32. Merayakan Kematian 
  33. Dipukul Tidak Lari Dimarahi Tidak Mundur
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anda sopan, saya segan (✿◠‿◠)